::SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI::
ARSIP-ARSIP BLOG

Kamis, 20 September 2007

Catatan Ramadhan

Kesunahan yang terlupa

Bulan ramadhan, bulan penuh hikmah dan ampunan. Dunia seakan gegap gempita menyambut kedatangan bulan yang didalamnya terdapat malam seribu malam. Tak ayal dari ujung barat hingga ujung timur dunia menyambutnya dengan penuh pengharapan, semoga dibulan yang suci nan penuh berkah ini kita bisa menjadi lebih baik dari bulan-bulan sebelumnya. Seluruh kaum muslimin seakan-akan tersihir untuk melaksanakan amal ibadah dengan sepenuh-penuh penghambaan. Mereka saling berlomba dalam beribadah baik yang sunah maupun yang wajib.

Ibadah sunah dalam islam sangatlah banyak, dan dengan kesunahan-kesunahan itulah seorang hamba akan semakin di cinta oleh sang Tuhan. Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits qudsi “barang siapa yang memusuhi para kekasihku maka Aku izinkan untuk memeranginya, dan tidaklah seorang hamba itu menjadi dekat denganKu kecuali dengan melaksanakan hal-hal yang telah aku wajibkan, dan mereka akan semakin dekat denganKu dengan amalan-amalan sunah yang mereka kerjakan, jikalau aku telah mencintai seorang hamba maka akulah yang akan menjadi pendengar ketika dia mendengar…”.

Sangat jelas bahwa berdasarkan hadits diatas amalan utama seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah pertama kali adalah dengan mengerjakan kewajiban kemudian baru diikuti amalan-amalan yang sifatnya sunah. Maka sangat lucu ketika dimasyarakat sering kita jumpai mereka yang berbondong-bondong ke masjid ketika malam untuk melaksanakan tarawih namun siangnya mereka meninggalkan puasa ramadhan. Sangat ironis memang, ketika mereka seakan bangga memakai ikat pinggang namun sayang tidak mengenakan celana. Setiap amalan wajib pasti mengandung ibadah sunah karena pada dasarnya ibadah sunah adalah bayangan dari ibadah wajib sebagaimana sebuah benda mempunyai bayangan ketika terkena sinar. Kalau shalat fardhu lima waktu itu bayangannya adalah shalat sunah rawatib dan yang lain, kemudian puasa ramadhan mempunyai bayangan ibadah puasa yang lain, maka kemudian apa sebenarnya bentuk ibadah sunah dari rukun islam yang pertama (mengucap dua kalimat syahadat)?

Mari kita telusuri lebih lanjut apa sebenarnya bentuk amalan sunah dari mengucap kalimat syahadah. Laa ilaha illa Allah, sayiiduna Muhammad rosulullah. Dalam ikrar syahadat pertama - Laa ilaha illa Allah- yang mana terdiri dari 12 huruf sebenarnya hanya terangkai dari 3 huruf yaitu lam, alif dan ha’. Ketiga huruf ini adalah kerangka utama penyusun lafadz Allah maka sunah kalimat syahadat yang pertama adalah dzikir jumlah lafadz Allah. Perlu diketahui bahwa ketika lafadz ini-Allah- digabungkan dengan kalimat laa ilaha illa…maka akan menjadi apa yang disebut dengan kalimat tahlil, kemudian kalau digabung dengan lafadz alhamdu li…maka akan menjadi apa yang disebut kalimat tahmid dan lain sebagainya.

Adapun kalimat syahadat kedua (sayyiduna Muhammad rosulullah) adalah pengakuan akan kenabian dan kerasulan baginda nabi besar Muhammad Saw. Adapun amalan sunahnya adalah sebagaimana difirmankan Allah dalam kitab suciNya “sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bershalawat kepada sang nabi, maka wahai para orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian dan ucapkanlah salam kepadanya”, yaitu dengan mengucap shalawat dan salam kepada baginda Rosulullah Saw kita telah melaksanakan amalan sunah daripada kalimat syahadat yang kedua.

Dua amalan sunah inilah yang terkadang kita sering melupakan padahal kalau kita lihat sabda Rosul Saw berkenaan dengan dua ibadah ini sungguh sangat besar pahalanya. Nabi Saw ketika ditanya “wahai rosul amalan apakah yang paling utama?” maka rosulullah pun menjawab “ketika kamu mati akan tetapi lidahmu masih basah akan dzikir Allah”. Adapun shalawat terhadap baginda Rosul adalah amalan yang tidak akan masuk timbangan dan satu-satunya amal yang tidak akan ditanya niatnya. Dalam hal pahala, semua amal sunah pasti akan mendapat pahala berupa kebaikan berbeda dengan dzikir, maka pahala dzikir adalah dzikir Allah kepada hambaNya sebagaimana firmanNya “ingatlah Aku maka Aku akan ingat kalian” sedangkan satu shalawat akan mendapat ganti sepuluh. Subhanallah betapa besar pahala kedua amalan ini maka kenapa kita menyia-nyiakanya?.

Lalu bagaimanakah tatacara pelaksanaan dua amalan tersebut? Dalam islam tidak ada yang namanya sulit, apalagi dzikir. Allah Swt berfirman “dan sebutlah Allah dengan berdiri, duduk, berbaring …” ayat ini menegaskan kepada kita bahwa dzikir adalah semudah-mudah amalan bahkan ketika seseorang sedang sakit tidak mampu berucap, maka bisa dilaksanakan dengan hati. Walaupun demikian dzikir sangatlah berperan dalam membentuk karakter seseorang. Logikanya karakter seseorang sangatlah ditentukan oleh labil tidaknya hati mereka. Ketika hati sedang stabil maka manusia bisa memiliki karakter budiman, namun ketika hati sedang kalut maka hasil dari pekerjaan pun tidak maksimal bisa jadi semuanya berantakan tanpa memberikan hasil. Karena sesungguhnya manfaat dzikir diantaranya adalah sebagai penenang hati sebagaimana firmanNya “maka hanya dengan dzikir lah hati akan menjadi tenang”.

Semoga di dalam bulan suci yang penuh rahmat dan ampunan ini, kita semakin menjalankan amal ibadah dengan sebenar-benarnya, baik yang wajib maupun sunah.

Allahumma a’inna ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ibaadatika.

kairo, satu ramadhan 1428 H