::SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI::
ARSIP-ARSIP BLOG

Sabtu, 18 Agustus 2007

KAMPANYE NASIONAL : “ANAK MUDA INDONESIA : JANGAN BUGIL DIDEPAN KAMERA!”


Anak Muda Seneng Bugil di Depan Kamera?

Duh, segitunya judul tulisan ini. Nggak ada judul lain apa? Hmm… jangan protes dulu! Judul tersebut memang sengaja ditulis untuk memberitahukan bahwa anak muda Indonesia kini seneng bugil di depan kamera. Saya tidak memahami, apakah sikap itu akibat kemudahan teknologi yang sudah maju dan murah? Atau memang moral penerus cita-cita bangsa ini yang perlu diperbaiki?

Menurut hasil penelitian TV Lab Communications, terdapat 500 lebih cuplikan film porno yang menggambarkan hubungan sex orang-orang Indonesia yang dibuat dengan menggunakan Handphone dan Video Kamera. 90% adegan cuplikan film porno dilakukan oleh anak muda SMA dan Mahasiswa. 8%nya berasal dari rekaman prostitusi, para pejabat pemerintah (DPR dan Pegawai Negeri). 2%nya adalah cuplikan kamera pengintai yang mengambil gambar para wanita-wanita muda yang sedang bugil tanpa sadar di toilet ataupun di kamar hotel.

Ngeri!!! Atau Seneng?

Hehehe, saya tidak mau men-judge Anda, mau bersikap apa terhadap hasil penelitian di atas. Ngeri… itu wajar ketika Anda respek dalam mensikapi perkembangan anak muda sekarang. Seneng… juga wajar-wajar saja?! Yang saya ingin soroti adalah kenapa anak muda (mungkin yang tua juga ada nih!) seneng bugil di depan kamera, sampai harus ada kampanye sadar tidak bugil di depan kamera segala!

Kampanye sadar “tidak bugil” di release oleh TV Lab Communications pada tanggal 11 April 2007. Bukan mau ikut-ikutan, tetapi secara pribadi aku mendukung program kampanye ini. Biar anak muda, anak tua dan anak-anak pada nyadar… ga usah bugil di depan kamera! Kalau mau bugil di depan suami atau istrinya saja! Hehehe.

Saya jadi tertawa sendiri, ketika memutuskan untuk mendukung program ini. Bagaimana tidak, berarti the gadget generation masih saja “used syndrom”. Merasa gak ada kerjaan, karena sudah gadget mania, akhirnya bugil sendiri di depan kamera! Eh… isengnya lagi (baca: iseng), hasil bugilnya disebarkan sendiri! Apakah untuk kepentingan popularitas semu? Saya pun tak tahu.

Mari kembali ke laptop…

Jika kita coba tafakuri, bugil itu bukan hanya menjadi perkara kekinian. Kebiasaan itu, sudah ada sejak dari sononya! Dari masa ketika manusia ada di muka bumi ini. Bugil jangan dikatakan sebagai sesuatu yang tabu atau tidak boleh, sejauh mengikuti norma hukum! Norma yang mengatur itu, baik atas nama institusi negara atau hukum yang dikeluarkan oleh sebuah Agama!

Dalam Islam, sebenarnya perkara bugilisasi merupakan perkara nafsu ammarah (nafsu kebinatangan) yang perlu didewasakan sehingga berubah ke tingkat lawwamah (berubah-ubah) dan endingnya bersemayam di maqam mutmainnah (ketenangan jiwa).

Bagaimana supaya manusia beranjak ke arah kualitas nafsu yang sesuai dengan tuntutan Islam?

Sejak awal-awal lagi, Islam sudah menurunkan aturan main tentang pencegahan bugil. Islam sebenarnya sangat repsesif kepada masalah “bugilisasi”. Aturan main tentang menutup aurat, itu merupakan bukti bahwa Islam sudah sangat menyadari kebinatangan nafsu manusia. Masalahnya, manusia kalau sudah seperti binatang (sifatnya), lebih binatang daripada binatang itu sendiri.

Kalau coba kita perhatikan, prilaku hukum dalam Islam, itu kebanyakannya untuk mencegah. Sekilas nampak kaku dan kurang manusiawi (binatangwi)! Tetapi sebenarnya… Islam menyeru dengan syariahnya, jangan mendekati perkara yang tidak boleh… nanti… malah jadi rusak (bener-bener seperti binatang!).

Coba kita lihat terhadap larangan kepada minuman yang memabukkan! Maksudnya… sudahlah ngga usaha minum yang begitu-begituan… kayak ngga ada minuman yang halal dan lebih baik saja! Kalau minum, nanti mabuk!

Analogi hukum tentang minum tadi, bisa digunapakai untuk menganalisis bugil. Memakai pakaian sesuai dengan etika menutup aurat yang tersirat dan tersurat dalam Islam… Itu merupakan anjuran Islam. Bermakna, kalau menutup aurat “semaumu!” dapat memicu bugilisasi. Mengundang orang horny bisa menyebabkan dua akibat. Pertama, bisa saja mengungkapkan dirinya sendiri yang horny. Kedua, mengundang orang lain menjadi horny. Eh… kok sampe ke horny-hornyan gini bahasannya!

Ya… harus sampe kesitu… karena bugil tuh sangat dekat dengan horny! Bugil tuh sangat dekat dengan mabuk! Maka dari itu Islam mencegahnya dari awal-awal lagi.

Di akhir tulisan ini justru saya ingin mengkampanyekan…


Jangan posting bugil.....!!!!!

Anda punya jargon kampanye yang lain?