::SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI::
ARSIP-ARSIP BLOG

Minggu, 12 Agustus 2007

Kalah Terhormat atau Menang Beruntung


They were fighting to the end. I’m proud of the players because from the very beginning until the last game they played at their best level even though we knew our opponents would be tough. (Ivan Kolev after INA vs Korsel match)
Penampilan Timnas Sepakbola Indonesia di piala asia 2007 sudah jauh lebih baik dari bentuk permainannya yang pernah aku saksikan selama ini. Dedikasi, kerja keras, semangat dan kedisiplinan sudah mulai terpatri di benak mereka.

Satu hal yang membuatku haru, dukungan suporter dan masyarakat Indonesia. Benar-benar bikin mrinding. Lebih dari 90.000 suporter memadati Gelora Bung Karno, semua mengenakan warna putih merah, melompat-lompat, berteriak, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan yang paling hebat, mereka sangat dewasa dan tidak membuat keonaran. Bahkan, saat Tim Garuda tergeletak lemas atas kekalahan yang diderita, justru suporter memberikan standing ovation. Suatu bentuk penghormatan yang sangat luar biasa.

Gita sempat bilang, belum pernah melihat orang menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan sekhidmat saat menonton sepokbola ini. Serasa mau perang aja.

Meskipun aku cukup kecewa dengan terpilihnya kembali Nurdin Halid jadi ketum PSSI, tapi aku sangat berharap perwujudan dari pencanangan Indonesia Menuju Pentas Dunia-nya. Dia mencanangkan pada tahun 20-an, Indonesia sudah bisa ikut pentas sepakbola dunia, bukan hal yang mustahil, bukan hal yang gampang, tapi sesuatu yang bisa diraih dengan kerja keras. Jika Timnas mengalami laju perkembangan terus seperti saat ini, aku yakin angan-angan tahun 20-an itu akan terwujud.

Tapi, Indonesia akhirnya memilih untuk kalah, dan… Kalah dengan Terhormat.
Secara netral, aku mengakui, permainan Indonesia emang masih kalah dibandingkan Korea Selatan dan Arab Saudi. Jadi hasil kalah masih bukan hasil yang buruk untuk Indonesia, yang terpenting adalah bisa menunjukkan yang terbaik. Apabila Indonesia menang, mungkin masih dikait-kaitkan dengan faktor keberuntungan. Tapi, Indonesia akhirnya memilih untuk kalah, dan… Kalah dengan Terhormat.